a. Tanda baca
Tanda baca yang dipakai:
- Koma (,) untuk menyatakan arti kata yang sepadan. Misalnya: bisa, dapat
- Titik koma (;) untuk menyatakan arti kata lain. Misalnya: kencing; bekerja mati-matian
- Tanda ~ menunjukan kata yang sedang dibahas. Misalnya:
Nomplok = terkena benda ke tubuh.
Rejeki ~: mendadak dapat rejeki (maksudnya: rejeki nomplok)
b. Keterangan Kata
Kb = kata benda
Kk = kata kerja
Ks = kata sifat
c = contoh
D. Bentuk Bahasa Lisan
Dalam Bahasa Malang, ada tiga macam bunyi huruf “e”, untuk membedakan bunyi dibuat:
é dibaca seperti pada kata edan, sate, gule
e dibaca seperti pada kata lemas, keras, pedas
è capek, pendek, gaptek
Konsonan yang mendapatkan tambahan h terutama mengikuti huruf t dan d, seperti: dh, th, berarti dibaca lebih berat (mantap), misalnya dalam Bahasa Malang ada:
- dhobel (bukan dobel) dalam bahasa Indonesia = dobel
- thok (bukan tok) dalam bahasa Indonesia = saja
dh dibaca lebih berat/ mantap seperti dadali (dha dha li), dobel (dho bel)
th dibaca lebih berat/ mantap seperti pentung (pen thung), pentil (pen thil)
Untuk Kata Walikan (Kiwalan), bahasa lisan tidak ditulis selengkap bahasa tulis, tetapi mengandung arti senilai dengan bahasa tulis. Misalnya:
- kata pedhot (= putus), kalau dibalik menjadi todep, bukan tohdep
- kata pethuk (= bertemu), kalau dibalik kutep, bukan kuhtep
- kata ndhowèh (= bibir terbuka/ bengong) dibalik menjadi hèwod
karena orientasi pemakaian banyak kearah bahasa ujar (diucapkan), sering beberapa konsonan yang berdiri berjajar, cara membaliknya disesuaikan dengan kemudahan bunyi ujaranya, misalnya:
- trépés (rata) dibalik menjadi séprét bukan sépért
- sumpek (jenuh) dibalik menjadi kempus bukan kepmus
- ngompol dibalik menjadi lompong bukan lopmong
Tetapi, ada yang membalik kata apa adanya, karena lebih enak ucapanya dan menjadi popular dalam penggunaannya, missal:
- Empal dibalik menjadi lapme bukan lampe
- Témpé dibalik menjadi épmét bukan émpét
Namun, jika ada orang menggunakan empet dan lampe juga tidak salah, tetapi tidak popular.
E. Bahasa Sehari-hari (Boso Ngoko)
kata yang dimuat disini kebanyakan adalah bahasa sehari-hari atau ngoko, bukan yang lebih halus (kromo) atau paling tinggi dan halus (kromo inggil). Itu menunjukan bahwa dialek ini merupakan bahasa dan kata yang dipakai dalam keseharian atau yang dikenal sebagai bahasa gaul.
F. Cetak Tebal (Bold)
Satu kata terkadang ada yang mempunyai lebih dari satu jenis WALIKAN, semuanya bisa dipakai dalam bahasa tulis. Namun, dalam bahasa lisan, kata yang paling sering dipakai dalam percakapan akan di cetak tebal (bold). Memang kata apa yang sering dipakai, bisa bebeda antara satu orang dengan yang lain – hal itu tergantung dari latar belakang aktivitas, komunitas atau profesi seseorang. Hanya saja, yang memang benar-benar menjadi populer secara umum akan dikenal oleh semua kalangan. Berikut adalah contoh kata yang di cetak tebal (bold).
Alanec (kb) celana
Alanèt (kb) celana
(berarti alanèt lebih sering dipakai/ diucapkan dari pada alanèc)
Anyup mempunyai
Éwud duwé mempunyai
Rudit tidur
Urut turu tidur
Kata individual yang dianggap banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari dan dicetak tebal (bold), misalnya:
Uklam mlaku berjalan
Nakam makan
Kipa apik baik, bagus
Ipok kopi
No comments:
Post a Comment